Monday, April 20, 2020

GAYA KEPEMIMPINAN : ZINE ABIDINE BEN ALI



Zine El Abidine Ben Ali atau Zainal Abidin Bin Ali adalah Presiden Republik Tunisia. Ia lahir pada tanggal 3 September 1936. Berawal pada saat terjadinya kudeta berdarah untuk menggulingkan Presiden Habib Bourguiba, ia mulai menjabat sebagai presiden pada tanggal 7 November 1987. Pola kepemimpinan Ben dianggap otoriter dan tidak mau mendengarkan rakyatnya sendiri, lawan politiknya yang memberikan opini tentang pola kepemimpinannya banyak yang dianaya, angka pengangguran dan kemiskinan pun sangat tinggi. Kemarahan rakyat terhadap presiden ini memuncak setelah seorang tukang sayur berusia 26 tahun, Mohamed Bouazizi, melakukan aksi bakar diri karena barang dangannya disita polisi di kota Sidi Bouzid pada tanggal 17 Desember 2010. Rakyat yang sudah geram dengan pola kepemimpinanya yang diktator, dan otoriter selama 23 berkuasa memicu penolakan terhadap dirinya. Hal ini ditandai dengan aksi demo besar-besaran di seantero negeri yang menimbulkan korban jiwa sekitar 100 orang. Pada tanggal 14 Januari 2011 Ben menyatakan mundur melepaskan bangku jabatannya.

Revolusi Arab Spring bermula dari kisah penjual buah di Tunisia. Mohamed Bouazizi namanya. Ia adalah pedagang dengan penghasilan minim Rp 1,3 juta dan harus menghidupi 8 anggota keluarganya. Alih-alih mendapatkan bantuan dari pemerintah, Bouazizi malah menjadi korban kesewenang-wenangan dari aparat pemerintah. Hanya karena tidak mampu membayar uang pelicin, pria ini habis digusur petugas pemerintah lokal. Ia juga dipentung dan dipukuli.

Kesal dengan ketidakadilan tersebut, Bouazizi melancarkan aksi protes ekstrem dengan membakar diri. Pada 17 Desember 2010, pria ini menyiram tubuhnya dengan bensin lalu menyalakan korek api. Aksinya itu membuat nyawanya harus melayang. Ia mengalami luka bakar parah. Hampir seluruh tubunya atau sekitar 90 persen terbakar. Pada akhirnya, ia meninggal pada 5 Januari 2011. Sejak saat ini, kemarahan publik tersulut. Kematian Bouazizi melecut protes rakyat pada pemerintah. Lewat sosial media, aksi protes digalang hingga membuat Presiden Zine El Abidine Ben Ali tumbang setelah 23 tahun berkuasa. Ia kemudian kabur ke Arab Saudi pada 14 januari 2011.

Ben Ali kemudian dijatuhi hukuman tambahan 20 tahun penjara oleh pengadilan militer negara tersebut pada 13 Juni 2012. Ben dianggap bersalah akibat mengambil keputusan yang mengakibatkan terbunuhnya 4 orang dalam kasus yang dikenal sebagai Ouardanine. Selain hukuman dari pengadilan militer, Ben Ali dijatuhi hukuman 66 tahun penjara oleh pengadilan sipil. Ia dihukum akibat tuduhan melakukan perdagangan senjata ilegal dan penyalahgunaan dana publik.

Sumber : - https://helmanilaadi.wordpress.com/tag/8-pemimpin-yang-otoriter/

- https://www.liputan6.com/global/read/634262/5-penguasa-yang-terguling-dalamarab-spring


No comments:

Post a Comment