Monday, June 15, 2020

Contoh Perusahaan Indonesia Yang Berhasil Dalam Pasar Global Dari Sejak Awal Dibangun

PT Kalbe Farma


    PT Kalbe Farma, Berdiri pada tahun 1966, Kalbe telah jauh berkembang dari usaha sederhana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi terdepan di Indonesia. Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan usaha & akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 kelompok divisi usahanya: Divisi Obat Resep (kontribusi 23%), Divisi Produk Kesehatan (kontribusi 17%), Divisi Nutrisi (kontribusi 30%), serta Divisi Distribusi and Logistik (kontribusi 30%).

   Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan nutrisi, serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan Indonesia.

  Di pasar internasional, Perseroan telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di pasar ekspor.

 Sejak pendiriannya, Perseroan menyadari pentingnya inovasi untuk mendukung pertumbuhan usaha. Kalbe telah membangun kekuatan riset dan pengembangan dalam bidang formulasi obat generik dan mendukung peluncuran produk konsumen dan nutrisi yang inovatif. Melalui aliansi strategis dengan mitra-mitra internasional, Kalbe telah merintis beberapa inisiatif riset dan pengembangan yang banyak terlibat dalam kegiatan riset mutakhir di bidang sistem penghantaran obat, obat kanker, sel punca dan bioteknologi.

  Didukung lebih dari 17.000 karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi penyedia layanan kesehatan terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di bidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan serta riset dan pengembangan. Kalbe Farma juga merupakan perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi pasar Rp79,2 triliun dan nilai penjualan Rp20,2 triliun di akhir 2017.

  Divisi Obat Resep Kalbe menawarkan rangkaian obat resep yang lengkap untuk seluruh segmen ekonomi masyarakat, dari obat generik tidak bermerek, obat generik bermerek hingga obat paten. Produk-produk didistribusikan ke rumah sakit, apotek hingga toko obat di seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi yang terintegrasi. Kalbe juga memiliki tim pemasaran yang solid, yang dikelompokkan berdasarkan segmen dan kelas terapi guna menjamin kegiatan pemasaran yang terfokus dan efektif.

        

      
   Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.kalbemed.com

Keberlanjutan Korporasi Kalbe   

   Keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan telah menjadi perhatian utama di seluruh dunia saat ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Pemerintah dan sektor swasta terus bekerja bersama untuk mengimplementasikan inisiatif keberlanjutan yang bertujuan untuk berkontribusi sebanyak mungkin bagi lingkungan, masyarakat dan ekonomi demi masa depan seluruh pemangku kepentingan.

 Sebagai perusahaan kesehatan, Kalbe selalu mempertimbangkan keberlanjutan dalam membuat keputusan bisnis. Dampak bisnis terhadap lingkungan, masyarakat dan semua pemangku kepentingan yang terkait akan selalu menjadi perhatian yang setara dengan pertimbangan dalam mencapai kinerja bisnis perusahaan.

 Untuk itu, Kalbe berkomitmen untuk mengembangkan bisnisnya secara bertanggung jawab, antara lain melalui program keberlanjutannya. Perusahaan berkomitmen untuk memposisikan filosofi dan tujuan keberlanjutan sebagai bagian integral dari kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu, komitmen Kalbe untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlindungan lingkungan, dan keberlangsungan ekosistem bisnis tersirat dalam produk dan layanannya, serta cara perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.


 Keberlanjutan Kalbe dikomunikasikan melalui tagline “Bersama Sehatkan Bangsa”, didukung oleh Tata Kelola Keberlanjutan, yang terdiri dari Struktur Organisasi, Kebijakan, Kerangka Kerja dan Strategi yang mencakup sembilan bidang utama, yang dijabarkan dalam pilar internal (ERAT) dan pilar eksternal (SEHAT) berikut ini:


  Ketika di akhir 2011 lalu diramaikan oleh berita Kalbe Farma Tbk. yang akan berekspansi ke pasar Filipina, Diabetasol menjadi produk andalannya. Kini bahkan Diabetasol berhasil menjadi market leader di negara tersebut. Produk ini diciptakan untuk menjadi nutrisi pengganti makanan bagi penyandang diabetes melitus. Filipina yang memiliki penyandang diabetes cukup banyak, menjadi peluang bagi Kalbe. Hingga kemudian perusahaan ini masuk melalui jaringan medis, sebelum masuk ke pasar konsumen.

Salah satu strategi Diabetasol, dengan menyelenggarakan acara Fun for Walk | Sumber: fitnessformen.co.id

Sumber : - https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/29/inilah-20-perusahaan-indonesia-yang-berhasil-dalam-pasar-global
https://www.kalbe.co.id/

Tuesday, June 9, 2020

Perusahaan yang hampir bangkrut tetapi bisa beroperasi kembali


LEGO


Premier “The Lego Movie” sukses meraup US$69 juta pada minggu pembukaan dan menjadikannya sejauh ini debut film terbesar. Padahal, 10 tahun lalu perusahaan permainan anak-anak ini berada di jurang kebangkrutan. Bagaimana cara LEGO berhasil bangkit?

Ketika Vig Knudstrop menjadi CEO Lego para 2004, perusahaan ini sedang berjuang untuk memberikan apa yang diinginkan konsumen sekaligus mengelola keuangan dengan efektif. Knudstrop akhirnya membawa tanggung jawab fiskal ini. Dia mencoba sesuatu yang baru yaitu menyerahkan arah kreativitas desain kepada para penggemar berat LEGO .

Saat itu perusahaan LEGO tak tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat bata mainan mereka dan tak tahu berapa set mainan yang harus dibuat. Hal yang mengejutkan adalah beberapa kepala dari beberapa set permainan LEGO – termasuk set LEGO kits micro-motor dan optic fiber – dinilai tidak perform dan mengakibatkan kerugian.

Masalah ditambah lagi dengan keputusan untuk merumahkan banyak perancang LEGO yang telah menciptakan set permainan dari mulai akhir tahun 70-an hingga 90-an.

Posisi para perancang tersebut digantikan oleh para para perancang lulusan universitas terbaik di seluruh Eropa. Sayangnya, meskipun mereka adalah para perancang hebat, tapi mereka tidak memahami spesifikasi desain mainan dan LEGO building.

Peningkatan partisi bata LEGO dari 6,000 hingga 12,000 buah mengakibatkan masalah pada logistik, pergudangan dan penambahan infrastruktur tanpa  adanya peningkatan penjualan. Satu-satunya alasan mengapa LEGO saat itu masih bisa bertahan adalah karena LEGO seri “Star Wars” dan “Bionicle” sukses diterima pasar. Tapi, tentu saja LEGO tak bisa bertahan lama jika hanya mengandalkan seri permainan tersebut.

Knudstorp akhirnya memutuskan untuk menyerahkan kendali kreativitas kepada tangan-tangan para penggemar berat LEGO daripada perancang yang memiliki keterampilan tetapi kurang memahami secara nyata sejarah LEGO. Perusahaan asal Denamark ini melakukan rekruitmen penggemar berat LEGO pertama kali pada tahun 2006.

Keputusan Knudstrop tidak salah. Para perancang sekaligus penggemar berat LEGO ini tumbuh dengan permainan bata plastik ini. Tentu mereka memiliki ide-ide yang sebelumnya tertahan dan mereka mewakili keinginan konsumen LEGO yang sebenarnya. Kini, LEGO mempekerjakan para lulusan desain dan beberap AFOL (Adult fans of LEGO) atau dewasa penggemar LEGO.

Mark Stafford, salah seorang perancang sekaligus AFOL, mengatakan dalam situs Reddit bahwa baginya ini adalah tujuh tahun yang fantastis dan memang tujuan perusahaan ini untuk membuat bata-bata mainannya tak hanya sekadar mainan bagi anak-anak, tetapi juga alat untuk berimajinasi dan berkreativitas.

LEGO sukses bangkit dari jurang kebangkrutan. Peluncuran film “The Lego Movie” menandakan bahwa perusahaan ini semakin memantapkan posisi mereknya dalam industri mainan anak.

Sumber : https://marketing.co.id/cara-lego-bangkit-dari-jurang-kebangkrutan/