Untuk
dapat tetap bersaing di pasar, perusahaan perlu mencapai ‘operational
excellence’ atau keunggulan operasi. Keunggulan operasi ini dapat dicapai jika
perusahaan menjaga kualitas kinerja setiap outlet dan tim di lapangan, dan
perusahaan harus memastikan kualitas tersebut bisa didapatkan oleh pelanggan di
cabang mana pun dan kapan pun mereka melakukan transaksi. Namun, ada beberapa
tantangan yang seringkali dihadapi oleh manajer operasi dalam perjalanannya
mencapai keunggulan operasi tersebut. Apa saja tantangan tersebut?
1.
Luasnya cakupan tanggung jawab
Umumnya,
Manajer Operasi bertanggung jawab mengawasi seluruh departemen di perusahaan,
mulai dari Keuangan, HR, Pemasaran, Logistik, bahkan hingga IT. Jika ada
departemen yang mengalami kesulitan, terutama terkait manajemen proyek, maka
Manajer Operasi yang akan dihubungi pertama kali. Banyaknya departemen yang
harus di-handle membuat cakupan tanggung jawab Manajer Operasi begitu banyak
dan membuat Manajer Operasi kewalahan. Terlebih jika terdapat bentrokan
kepentingan antar departemen. Hal tersebut dapat berdampak pada efisiensi dan
produktivitas perusahaan.
Untuk
menjawab tantangan ini, Manajer Operasi harus memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas atas apa yang terjadi di lapangan. Jadi, ketika karyawan dari
departemen mana pun datang dengan keluhan, Manajer Operasi bisa memberikan
jawaban dan solusi yang tepat.
2.
Harus meningkatkan kualitas proses operasi
Ketika
Anda harus menangani belasan, ratusan, bahkan ribuan lokasi secara bersamaan,
tentunya akan sulit atau bahkan mustahil untuk mengetahui apa yang terjadi di
setiap toko, unit atau lokasi – Apakah brand dipresentasikan dengan tepat,
apakah protokol keamanan dan kebersihan diikuti dengan benar, apakah ada
masalah yang mendesak untuk diselesaikan. Di perusahaan mana pun, human error
pasti terjadi. Baik dalam skala kecil maupun besar, hal tersebut pasti
memberikan dampak buruk terhadap perusahaan.
Salah
satu cara untuk mengatasi tantangan Manajer Operasi tersebut adalah dengan
menggunakan teknologi. Teknologi memungkinkan karyawan untuk meningkatkan
kualitas proses operasi melalui sistem yang runtut dan rapi, serta memungkinkan
Anda untuk mendapatkan visibilitas atas setiap operasi dan isu di masing-masing
cabang perusahaan.
Apalagi
saat ini sudah ada teknologi software seperti Nimbly yang mampu men-transformasi
proses operasi manual menjadi informasi yang bersifat real-time dan mudah untuk
diaplikasikan (actionable). Setiap checklist yang Anda masukkan, akan diolah
menjadi data digital. Anda bisa memanfatakan data tersebut sebagai bahan acuan
untuk mengambil keputusan bisnis yang akurat dan tepat.
3.
Terlalu banyak laporan yang harus dikerjakan
Salah
satu tugas utama sekaligus tantangan Manajer Operasi adalah menyusun banyak
laporan perusahaan, mulai dari laporan data performance hingga kompilasi data
keuangan. Biasanya, tantangan akan muncul jika perusahaan tidak menyimpan data
yang up-to-date. Alhasil, Manajer Operasi harus melakukan kroscek dan
konfirmasi ke banyak pihak untuk memastikan bahwa data yang akan digunakan
benar-benar akurat dam sesuai kondisi di lapangan.
Bayangkan
jika ada banyak laporan yang mengharuskan Manajer Operasi untuk melakukan hal
tersebut, tentunya hal ini cukup merepotkan. Apalagi Anda dan tim lain juga
membutuhkan laporan tersebut sebagai insight untuk perusahaan. Sebagai cara
menghadapi tantangan ini, sejak awal pihak manajemen atau direktur sebaiknya mengharuskan
setiap departemen untuk menyusun key performance indicators yang mencakup
penyediaan data dan laporan terkini.
4.
Kesulitan menemukan SDM yang tepat
Manajer
Operasi tentu tidak bekerja sendiri. Anda pasti membutuhkan anggota tim yang
mumpuni dan mampu membantu Anda menghadapi setiap tantangan di perusahaan.
Masalahnya, menemukan anggota tim yang memiliki performa baik tidaklah mudah.
Bukan hanya masalah skill, tapi juga kecocokan secara personal. Ditambah lagi
upah minimum dan tingkat turnover di industri kian meningkat. Hal ini memberi
tekanan pada margin perusahaan dan memaksa Departemen Operasi untuk
mengandalkan staf yang kurang berpengalaman.
Untuk
mengatasi hal ini Manajer Operasi memerlukan teknologi yang dapat membantu
dalam hal pelatihan dan pengecekan implementasi SOP, protokol keamanan dan
kebersihan, dan prosedur operasi lainnya
Faktanya
adalah, peningkatan pelaksanaan operasi perusahaan bergantung pada kinerja
karyawan lapangan dan performa unit bisnis Anda. Untuk itu, Ops leader harus
mencari solusi yang mengotomatisasi tugas-tugas tertentu dan mengalokasikan
waktu untuk menganalisis data-data yang didapat dari lapangan. Dengan begitu,
Manajer Operasi dapat memiliki wawasan yang luas atas apa yang terjadi di lapangan
dan mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas operasi
perusahaan.
PERANAN MANAJEMEN OPERASI &
PRODUKSI
Manajemen
produksi dan operasi menawarkan kesempatan profesi, misalnya direktur operasi,
direktur pabrik, manajer operasi, manajer pengawasan produk, manajer lapangan,
asisten manajer dan lain sebagainya. Beberapa tugas yang harus dilakukan oleh
manajer operasi adalah :
A.
Menentukan dan mengatur letak lahan pertanian dengan letak pabrik penanganan
pasca panen.
B.
Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang effisien agar
tidak menyita waktu dalam gerakan.
C.
Melakukan pemeliharaan peralatan di lahan pertanian dan pebrik agar menjamin
keandalan dan kontinuitas operasi.
D.
Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
E.
Menentukan input yang akan dibuat atau dibeli.
F.
Menentukan atau memperbaiki jadwal kegiatan usahatani atau kegiatan proses
produksi pasca panen.
G.
Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan tenaga kerja baik di lapangan
maupun di kantor.
H.
Mengurangi jika memungkinkan menghapus pemborosan.
I.
Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses.
PROSES
PADA BIDANG MANAJEMEN OPERASI & PRODUKSI
Proses
produksi yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal yang sangat
diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu
berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola
keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
Proses
Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu: Proses Operasi / Produksi adalah
serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau
jasa. Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses
operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya
mengkombinasikan sumber daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen.
Kita dapat menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang
dibutuhkan.
A.
Proses Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs Sintetis. Seluruh proses pabrikan
dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses
transformasi.
·
Proses analitis: Proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya menjadi
komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
·
Produksi sintetis : Proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah
untuk memproduksi suatu barang jadi.
B.
Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan. Satu cara mengklasifikasikan
jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa
pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
·
Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana
konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi.
·
Proses kontak rendah: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana
konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya
penyetoran giro di bank, nasabah tidak
mengikuti proses perbankannya.
Dapat
pula ditinjau dalam segi:
A. Kelangsungan hidup
-
Produksi terus-menerus (Continous Production)
Dilakukan
sebagai proses untuk mengubah bentuk barang barang. Walaupun terjadi perubahan
bentuk barang-barang tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin.
Proses ini menghasilkan produk yang standar (massal).
-
Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses
produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali
alat-alat dan penyesuaian terus-menerus dilakukan sesuai tuntutan produk yang
akan dihasilakan.
B. Teknik
-
Proses Ekstraktif
Proses
pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
-
Proses Analitis
Proses
memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentahmenjadi minyak bersih.
-
Proses Pengubahan
Proses
perubahan bentuk seperti alat-alat rumah tangga.
-
Proses Sintetis
Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti
bahan-bahan kimia.
Manajemen
operasi merupakan ilmu yang menarik untuk dipelajari karena dihadapkan pada
kondisi yang selalu berubah. Dinamika ini terjadi karena berbagai tekanan dari
globalisasi perdagangan dunia hingga transfer ide, produk dan uang dengan
kecepatan tinggi. Situasi dan kondisi yang ada selamanya tidak selalu sama,
demikian pula yang terjadi dalam dunia bisnis. Sehingga konsep manajemen
operasional juga harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.
Hal
tersebut dikarenakan berbagai macam tekanan, diantaranya perdagangan dunia yang
mengarah pada globalisasi sehingga berdampak pada pergeseran desain produk,
mutu, proses, kapasitas,strategi lokasi maupun layout, pemberdayaan sumber daya
manusia, integrasi kegiatan dalam dan di luar perusahaan, konsep persedian,
penjadwalan maupun pemeliharaan dan alasan yang ketiga mengenai pemahaman dan
pengertian yang benar tentang apa yang seharusnya dilakukan manajer operasional.
Maka
proses manajemen operasional harus konsisten dengan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan kegiatan operasional. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka akan diperkenalkan beberapa tantangan dinamis yang
ditunjukkan dalam tabel berikut.
*Daftar Tantangan Dinamis Dalam Manajemen
Operasional
DAHULU
|
PENYEBAB
|
SEKARANG
|
Fokus local atau nasional
|
Biaya rendah, komunikasi global,
transportasi lancar
|
Metode yang digunakan oleh
manajer produksi beralih dengan melihat secara global
|
Jumlah pengiriman besar
|
Siklus produk singkat, perlunya
modal untuk mengurangi persediaan
|
Manajer melakukan pengiriman JIT
(Just in Time) guna memperkecil biaya produks
|
Pembelian dengan tawaran
terendah
|
Penekanan mutu butuh pemasok
yang terlibat peningkatan produksi
|
Manajer melakukan hubungan
kemitraan rantai pasokan, perencanaan sumber daya perusahaan, e-commerc
|
Pengembangan produk lambat
|
Siklus hidup produk lebih
pendek, penggunaan teknologi komputer untuk komunikasi maupun operasional
|
Manajer menerapkan pola tanggap
teknologi sehingga terjadi pengembangan produk cepat, aliansi, desain
kerjasama
|
Produk yang standarisasi
|
Pasar global yang berlimpah,
proses produksi semakin fleksibel
|
Customization, masal dengan
penekanan pada kualitas
|
Spesialisasi pekerjaan
|
Kondisi sosial budaya
|
Manajer produksi memberdayaan
sumber daya manusia yang ada
|
Ada
dua faktor penggerak utama yang merupakan tantangan manajemen operasi di masa
kini. Yang pertama adalah internet. Dikenal luasnya internet pada sekitar tahun
1995, dan kenaikan pengguna yang signifkan di era 2000-an telah memunculkan
variabel baru dalam manajemen operasi, yaitu internet sebagai saluran
komunikasi dan kolaborasi yang mudah dan cepat antar perusahaan.
Di
sisi lain, internet juga membuat customer semakin mudah mendapatkan informasi
tentang produk yang diinginkannya, baik melalui pencarian informasi menggunakan
search engine (google, yahoo, dll),
maupun referensi dari social media
(facebook, twitter, dll).
Sehingga,
jika pada era 1980-an customer memilih produk berdasarkan kriteria kualitas dan
harga yang kompetitif, maka era internet telah membentuk pelangan yang memiliki
harapan dan keinginan yang spesifk.
Faktor penggerak kedua adalah globalisasi. Perjanjian perdagangan bebas
seperti perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA), penyatuan eropa (European
Union), atau perdagangan bebas ASEAN telah berpengaruh besar pada dunia bisnis.
Pasar
dan operasi perusahaan telah menjadi global. Dampaknya adalah; perusahaan yang
menyasar pasar global haruslah memiliki kemampuan manajemen operasi yang
mumpuni. Misalnya adalah dalam memutuskan lokasi proses produksi, make or buy fasilitas produksi, strategi outsourcing dan aliansi bisnis. Kedua faktor ini -internet dan globalisasi
meningkatkan pentingnya peran manajemen operasi pada bisnis di masa kini.
Persaingan global menyebabkan tuntutan keunggulan dalam banyak hal seperti
kualitas, biaya, logistik, pengembangan produk dan lain-lain.
Internet
juga turut mempercepat globalisasi bisnis, yang meningkatkan kompleksitas dan
ketidakpastian bisnis. Internet telah mengubah cara perusahaan beroperasi,
berfungsi, dalam memperoleh sumber daya, dan dalam memenuhi harapan customer.
Hal ini mempengaruhi prinsip-prinsip tradisional dan teknik manajemen operasi,
termasuk diantaranya strategi operasi, penjadwalan, persediaan, kontrol
kualitas, dan manajemen sumber daya produksi.
Ada
juga kecendrungan manajemen operasi yang mulai melibatkan fungsi-fungsi lain
dalam perusahaan seperti informasi pemasaran, akuntansi, pembelian/logistik,
dan sumber daya manusia. Trik-trik yang digunakan di era sebelumnya sudah tidak
cukup lagi. Strategi operasi haruslah meluas hingga lintas fungsi operasi.
Kompetisi bisnis pada masa kini menuntut upaya yang lebih terpadu antara riset,
perencanaan produksi, logistik, hubungan pemasok dan pemasaran. Selain itu,
peranan teknologi informasi dan komunikasi, seperti aplikasi Enterprise
Resource Planning (ERP) juga turut memperluas peranan manajemen operasi dalam
lingkungan perusahaan.
Lingkungan
bisnis di masa
depan diperkirakan akan berubah dengan lebih cepat sehingga membutuhkan interaksi
yang dekat dan cepat antara fungsi-fungsi perusahaan untuk lebih memahami
pasar.
Contoh Kasus
BASECAMP TO BIGFAMS
General
Company Description
1.
Konsep Bisnis
Basecamp
to Bigfams hadir dengan konsep angkringan yang menyediakan soto sewu sebagai
menu utama dan lumpia level sebagai menu ringannya. Sedangkan untuk minuman,
kami menyediakan berbagai menu wedang dan es. Mengingat segmen pasar bisnis ini
adalah masyarakat menengah ke bawah, maka sudah pasti harga yang ditawarkan pun
sangat terjangkau dengan catatan: kualitas dan pelayanan tetap kami
nomorsatukan.
Basecamp
to Bigfams didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal berkumpul,
bercengkrama, dan makan pastinya. Bisnis ini rencananya akan dibuka di sekitar
lingkungan kampus Pascasarjana UNDIP Semarang, yaitu di Jl. Pleburan Raya,
Semarang. Rencana jangka menengahnya adalah melakukan ekspansi di sekitar
kampus UNDIP, Semarang. Kami memilih lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan
yaitu lokasinya berada di pusat kota dan berdekatan dengan lingkungan
pelajar/mahasiswa yang merupakan segmen pasar terbesar dalam bisnis ini.
Basecamp to Bigfams buka dari jam 17.00 s/d 22.00 WIB.
Mula-mula
saya akan membuka ruko seluas 5x7 m² , kemudian akan saya dekor dengan konsep
angkringan yang cozy (santai), comfortable (nyaman), enjoyable (menyenangkan),
dan clean (bersih) sehingga memberikan positive effect terhadap pengunjung yang
datang maupun bagi perusahaan sendiri. Positive effect tersebut dapat berupa
peningkatan intensitas pengunjung hingga peningkatan jumlah target penjualan
setiap harinya.
Berikut
adalah visi dan misi dari Basecamp to Bigfams demi menunjang kesuksesan bisnis
kuliner ini.
VISI :
Melestarikan
budaya kuliner Indonesia mulai dari citarasa, kualitas, tata cara penyajian,
hingga harganya yang sesuai dengan kantong masyarakat.
MISI
:
a.
Menyediakan tempat makan yang cozy (santai), comfortable (nyaman), enjoyable
(mengasyikan) , healthy (menyehatkan), and achievable with standard price for
all people.
b.
Menyajikan makanan-makanan dan minuman-minuman yang bercitarasa asli Indonesia dan
terjamin kualitasnya (halal dan enak).
c.
Memberikan pelayanan prima yang terbaik dari yang kami miliki kepada para
pengunjung.
d.
Selalu memberikan inovasi dan kreasi dalam setiap penciptaan produk terbaik
kami.
2.
Produk yang Ditawarkan
Basecamp
to Bigfams menawarkan dua macam produk unggulan yaitu Soto Sewu dan Lumpia
Level yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri baik dari soal rasa
hingga cara penyajiannya. Berikut akan dibahas satu-persatu makanan dan minuman
yang akan kami sediakan.
a.
Menu Makanan
Menu
makanan ini terdiri dari makanan berat dan makanan ringan. Dimana sebagai
makanan beratnya adalah Soto Sewu dan makanan ringannya adalah Lumpia Level.
Soto Sewu sebenarnya memiliki komposisi yang sama dengan soto lainnya. Hanya
yang berbeda adalah proses penyajiannya. Dimana soto sewu ini disajikan hangat
dalam mangkok yang berukuran atau porsi kecil. Sehingga biasanya orang-orang
akan memesan lebih dari satu mangkok untuk menu ini.
Sedangkan
Lumpia Level dibuat dengan isian atau bahan serta rasa yang berbeda dari yang
biasanya dikenal oleh masyarakat Semarang khususnya. Ukurannya pun berbeda
dengan yang lainnya, dimana akan saya buat dengan ukuran kecil. Lumpia Level
mempunyai 4 macam jenis isian, yaitu :
1.
LuTeBak alias Lumpia isi Telor Bakso
2.
LuMur alias Lumpia isi Jamur
3.
LuLurSis alias Lumpia isi Telur Sosis
4.
LuAyam alias Lumpia isi Ayam
Kemudian,
dinamakan Lumpia Level pula karena lumpia ini menawarkan penyajian ditemani
dengan rasa dan saus yang berbeda-beda dari level 1 sampai 5. Berikut
penjelasan level-levelnya :
1.
Level 1 = Original taste
2.
Level 2 = Lumpia dengan saus sambal mayonase
3.
Level 3 = Lumpia dengan saus Blackpepper
4.
Level 4 = Lumpia rasa pedas
5.
Level 5 = Lumpia rasa extra pedas.
Untuk
produk Lumpia Level ini saya mempunyai motto tersendiri yaitu :
mini
. crispy . spicy . yummy .
b. Menu Minuman
Menu
minuman terdiri dari aneka Wedang dan Es. Wedang adalah aneka minuman hangat
sampai panas seperti teh, jeruk, STMJ (Susu, Telur, Madu, Jahe), dan kopi nyosss!. Sedangkan untuk Es adalah
aneka minuman dingin seperti es teh, es jeruk, Capuccino.
3.
Harga Jual Produk
Sesuai
dengan konsep angkringan dan target pemasaran perusahaan, maka kami juga
menawarkan harga yang sudah pasti terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
Berikut daftar harga dari produk-produk kami :
Soto
Sewu Rp. 1000,-
Lumpia
sepiring isi 5 biji untuk semua jenis saus :
Lutebak Rp. 12.000,-
Lumur Rp. 10.000,-
Lulursis Rp. 12.000,-
Luayam Rp. 15.000,-
Wedang :
Teh
(manis dan tawar) Rp.
1000,-
Jeruk Rp. 1500,-
STMJ Rp. 5000,-
Kopi
nyosss! Rp. 3500,-
Hot
cappucino Rp. 3000,-
Es :
Teh
(manis dan tawar) Rp.
1500,-
Jeruk Rp. 2000,-
Capuccino Rp. 4000,-
Basecamp
to Bigfams juga akan terus melakukan inovasi dan kreasi untuk terus
mengembangkan bisnis kuliner ini.
4.
Pemasaran / Marketing Plan
4.1 Gambaran Pasar.
Strategi
pemasaran sebagai permulaan bisnis ini dengan memperkenalkan merek, mengundang
konsumen, meningkatkan pembelian dengan berbagai promosi. Area pemasaran utama
adalah di sekitar lokasi kampus UNDIP Peleburan Semarang yang terdapat banyak
mahasiswa berlalu lalang. Promosi merupakan bagian dari proses pemasaran.
Promosi sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan suatu usaha. Kami
melakukan promosi produk kami melalui sejumlah media baik elektronik, cetak,
iklan di radio maupun promosi langsung dari mulut ke mulut. Promosi melalui
media elektronik dilakukan dengan membuka semacam on-line shop di berbagai
jaringan sosial yang kini marak di dunia maya, serta melalui blog dan jejaring
sosial facebook dan twitter.
Promosi
melalui media cetak kami lakukan dengan membuat dan kemudian menyebarkan
pamflet atau leaflet, serta mengiklankan produk kami di media massa. Promosi
dari mulut ke mulut (mouth to mouth) kami lakukan dengan mendatangi langsung
kelompok-kelompok mahasiswa seperti di kampus, dan perusahaan.
4.2. Target Pasar
Pasar
sasaran dari Basecamp to Bigfams ini adalah para mahasiswa, pelajar yang ada di
lokasi setempat, dan penduduk setempat baik anak-anak, remaja ataupun dewasa.
Karena produk yang ditawarkan memang cocok untuk berbagai kalangan, namun lebih
di setting khusus untuk diminati oleh mahasiswa. Lokasinya pun memang bertempat
di sekitar kampus yang notabene populasi tempat tinggal (kost dan kontrakan)
mahasiswa.
4.3. Pesaing dan Kondisi Persaingan
Persaingan
berkaitan dengan produk belum ada di sekitar kampus yang menawarkan produk / menu
makanan seperti yang telah diuraikan diatas. Persaingan dalam hal pelayanan dan
fasilitas memang ada, beberapa warung makan yang berbentuk tempat seperti
angkringan dengan lesehan dan bisa dijadikan tempat kumpul. Hanya saja belum
ada yang memberikan ruang bebas untuk berkumpul, dalam kata lain hanya bisa
berkumpul selama durasi makan dan jika lebih lama, akan ada rasa rikuh dan
tidak enak kepada pemilik warung. Hal tersebut disebabkan pemilik warung
semuanya bukan dari kalangan mahasiswa, tetapi ibu-ibu rumah tangga.
Basecamp
to Bigfams juga menawarkan fasilitas free hot spot area yang belum ada di
tempat makan lain di sekitar kampus. Kemudian dalam segi harga, saya harus
bersaing dengan pemilik tempat makan nasi rames yang harganya sama dengan
makanan ringan dan beberapa jenis minuman dari produk saya. Selain itu, makanan
ringan masih bisa dibeli oleh mahasiswa dari swalayan kampus yang sama-sama
menawarkan harga mahasiswa.
Walaupun
demikian, hal tersebut justru memberikan motivasi bagi saya untuk melakukan
inovasi dan kreasi ketika merasakan persaingan tersebut dalam praktek bisnis
ini nantinya. Tentunya dengan menonjolkan kelebihan-kelebihan yang tidak
dimiliki oleh pesaing saya, dan berbagai potensi yang masih terpendam yang
dapat saya bangun nantinya.
5.
Operation Plan
5.1 Kapasitas Produk
Basecamp
to Bigfams menjual makanan (berat dan ringan) dan minuman. Makanan dan minuman disajikan dengan tata
cara penyajian yang menarik. Tata cara penyajian diperhatikan mulai dari tempat
makan seperti piring, gelas, sendok, garpu, kardus tempat makanan yang dibawa
pulang, tray, pernak pernik penghias makanan. Hal ini semuanya berguna untuk
mendukung penyajian makanan dan minuman agar menarik untuk dimakan seperti
susunan makanan/minuman yang dibentuk se kreatif mungkin. Namun juga dengan
tidak melupakan rasa dan kualitas makanan dan minuman yang disediakan.
5.2 Teknologi dan Proses Produksi
-
Teknologi
Teknologi
yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya berupa peralatan memasak biasa.
-
Proses Produksi
Aktivitas
yang dilakukan meliputi proses mencari bahan-bahan produksi (bahan makanan dan
minuman lainnya), proses memasak, dan proses penyajian. Karena kebanyakan
bahan-bahan produksi merupakan sembako, maka pencarian bahan-bahan produksi
dengan mengandalkan beberapa supplier dari pasar Johar atau Karangayu. Proses memasak makanan dilakukan dengan dua
cara yaitu makanan dimasak terlebih dahulu dan makanan baru dimasak saat
dipesan. Terakhir, proses penyajian adalah menyajikan hasil masakan berupa
makanan atau minuman dengan hiasan/kreasi kepada pelanggan.
5.3 Peralatan dan Bahan Baku
Peralatan
Utama yang digunakan, yaitu :
a.
1 unit kompor gas
b.
1 unit lemari pendingin
c.
1 unit microwave
d.
50 set peralatan makan terdiri dari piring, gelas, sendok, dan garpu
e.
50 gelas minuman panjang
f.
10 meja kecil (karena model lesehan jadi tidak menggunakan kursi)
Kontinuitas
suplai dijaga dengan menjalin kerja sama dengan pedagang-pedagang sayuran,
daging (ayam terutama) dan buah. Dengan adanya kerja sama diharapkan pedagang
dapat dengan rutin mensuplai bahan utama seperti beras, sayur, telur, daging,
dsb kepada “Basecamp to Bigfams”. Perjanjian kerja sama didukung dengan adanya
kontrak secara tertulis dan membina hubungan yang saling menguntungkan.
Pedagang mensuplai kami dengan bahan-bahan berkualitas secara berkelanjutan
dan kami akan memesan bahan baku utama
hanya melalui pedagang-pedagang yang menjalin kerja sama. Jika pedagang-pedagang
tersebut berhalangan dalam penyediaan bahan baku, maka “Basecamp to Bigfams” berhak untuk membeli
dari sumber lain.
5.4 Organisasi dan Manajemen
Usaha
“Basecamp to Bigfams” dimiliki oleh satu orang sebagai pemilik usaha (owner)
yang melakukan dan memantau proses mencari bahan-bahan produksi makanan dan
minuman lainnya, proses memasak, dan proses penyajian serta mengatur manajemen. Pemilik usaha dibantu
oleh satu karyawan pada proses memasak, pencarian bahan-bahan produksi dan
proses penyajian, satu karyawan sebagai pelayan yang tentu saja bertugas
melayani pelanggan. Manajemen diatur oleh pemilik usaha mulai dari modal, biaya
belanja bahan makanan dan minuman, gaji karyawan, pengaturan menu dan lainnya.
Bentuk badan usaha merupakan badan usaha milik pribadi dengan modal milik
pribadi.
Untuk
menjalankan perusahaan ini, maka “Basecamp to Bigfams” akan mencari 2 orang
staff.
6.
Financial Performance
6.1 Permodalan
Struktur
Permodalan merupakan modal sendiri, dimiliki oleh Annisa Herdiyana sebesar Rp
20.000.000,- Sehingga dapat memenuhi pengeluaran yang dibutuhkan terdiri dari
sewa tempat per 2 tahun, bahan baku selama 26
hari kerja (satu bulan), peralatan, promosi, gaji 2 orang karyawan.
Rician
pengeluaran modal awal dalam rangka memulai bisnis ini kedai “Basecamp to
Bigfams” adalah memerlukan hal-hal berikut:
1.
Sewa tempat size 5x7 m² + meja untuk 2
tahun Rp. 5.000.000,-
2.
Dan lain-lain (gas elpiji, biaya listik & air) Rp. 398.500,-
3.
Pengeluaran SELAMA 26 hari Rp.
13.238.500,-
4.
Gaji karyawan 2 orang @1.000.000/bln Rp.2.000.000,-
Jadi,
total biaya untuk memulai bisnis ini adalah Rp. 19.885.000,-
Analisis
studi kasus:
Dalam
menjalankan seluruh kegiatan operasional perusahaan, ada hal-hal yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan efisiensi produksi:
1.
Menetapkan tujuan yang jelas berkaitan dengan pertanyaan mengapa perusahaan
harus terus berproduksi? Tujuan ini ditetapkan melalui proses perencanan yang
matang;
2.
Mengumpulkan atau mencari informasi
mengenai indikator-indikator tujuan;
3.
Mengumpulkan alat-alat yang mampu menunjang proses produksi;
4.
Mengadakan beberapa alternatif yang bisa dipilih nantinya, ketika perusahaan
menghadapi suatu permasalahan;
5. Pelaksanaan alternatif pilihan diikuti dengan
metode yang disesuaikan berdasarkan 4 langkah diatas.
Sumber : - https://bettynmawengku.blogspot.com/2017/10/organisasi-dan-manajemen-manajemen_12.html
- https://hellonimbly.com/blog/post/4-tantangan-yang-sering-dihadapi-manajer-operasional